Come and Run di Tahura Juanda
Sabtu lalu, 1 Agustus 2015 kami mengikuti lari Come and Run 2015 yang diadakan mahasiswa reguler MBA SBM ITB bertempat di Taman Hutan Raya Juanda Dago. Semua peserta datang pagi, karena dijadwalkan jam 6 sudah mulai start. Ketika jarum jam sudah menunjukkan jam 6, peserta yang hadir baru 200 an, dari 350 orang yang mendaftar, namun perlahan mulai berdatangan dan jam 6.15 rombongan ibu gubernur Jawa Barat (Bu Aher) datang beserta rombongannya. Ini kali pertama saya lihat langsung ibu gubernur dari dekat. Dengan pakaian olahraga bermerek Jack Nicklaus warna kuning beliau memberi sambutan yang isinya antara lain " kesehatan anak Indonesia no 1 dalam obesitas dan no 5 dalam hal gizi buruk di dunia, tahun depan Jabar jadi tuan rumah PON 19, target juara maka harus sejak awal harus dibudayakan olahraga". Meski istri gubernur,beliau tampil sederhana dan pantas, dan yang jelas orangnya cerdas dan percaya diri. Tidak menor seperti umumnya istri pejabat atau selebritis.
Jam 6.30 tepat start dimulai, melalui hutan raya juanda, lalu belok ke jalan kampung Sekejolang yang terus menaik. Sepanjang jalan tampak hutan, kebun sayur, vila, dan ketika tengok ke bawah tampak kota Bandung. Sejuk dan indah pemandangan yang terlihat. Meski judulnya come and run, tapi lebih santai, tak dikejar waktu. Kami dikasih waktu sampai 10.30 (4 jam dari start) untuk menyelesaikan rute sejauh 10 km ini. Hitungan saya, jalan santai 1 meter per detik pun hanya butuh waktu 2 jam 46 menit.
Setelah 2,5 km kami diberi minum Pocari Sweat dan air putih. Jalan lagi menanjak terus sampai 4,5 km lalu belok kiri masuk hutan kembali, di km 5 ada pos dimana peserta diberi minum dan buah semangka. setelah istirahat sejenak kami lanjut, melalui kampung kecil, lalu masuk hutan lagi. Jalan setapak yang kami lalui, cukup terjal dan sempit. Hanya cukup 1 orang. Hutan di sini cukup rapat, sampai akhirnya di km 7 kami tiba di jalan yang sudah ada track lari nya. Ketemu orang dari arah berlawanan yang juga sedang berjalan kaki.
Nah pas baru 500 meter jalan, istri jatuh, kesandung track yang berlubang, sempat dikira keseleo, namun ada mas mas yang tampak biasa olahraga mengecek dan bilang bukan keseleo, cuma ada benturan. Lumayan, kami berbarengan dengan mereka, sehingga setelah dibantu peregangan kami bisa lanjut jalan, meski dengan terpincang2. Pas km 8 ada pos lagi dan minta counterpain ke panitia. Disini kami minum sekaligus istirahat sekitar 15 menit, tampak pula beberapa puluh peserta melewati kami. lanjut terus, di km 9 kami sampai Gua Belanda. Beberapa peserta tampak foto2 selfie. Sebenarnya sepanjang jalan tadi juga lebih mirip acara jalan2 dan ber foto ria. Haha.
Akhirnya jam 8.59 kami sampai finish dan mendapat finisher medal, dikasih air minum distilasi Jatiluhur yang segar dan enak serta 2 pisang ambon. Jarak 10 km kami tempuh dalam 2 jam 29 menit. Cukup lambat, karena lebih sering jalan dan sempat jatuh, tapi ternyata di belakang kami masih ada puluhan peserta. Dan jam 9.30 semua peserta sudah masuk finish. Di grup WA, ada kabar teman yang sampai finish dalam waktu 59 menit saja. Wow. Yang juara saat event ini adalah peserta dari Afrika. Dalam event ini ada 6 peserta dari Afrika yang begitu mencolok karena fisik dan kulitnya (penampakan atlet).
Aneka kuis dan hiburan diadakan, sambil menunggu pengundian door prize. Kami sendiri menunggu sampai jam 10.30, karena sudah mulai panas dan bosan. Undian door prize juga tak kunjung dilakukan. Evaluasi saya : jadwal lari tidak sesuai dari jam 6 ke jam 6.30, time limit terlalu panjang (4 jam), medis kurang memadai. Namun terlepas dari itu, pemilihan tempat dan ide acara patut diacungi jempol. Kehadiran ibu gubernur juga memberikan kesan bahwa acara ini diakui. Dan puluhan sponsor yang berpartisipasi menandakan bahwa panitia bekerja keras. Dan salutnya, panitia, semua mahasiswa sendiri. Kecuali MC yang penyiar radio.
Jam 6.30 tepat start dimulai, melalui hutan raya juanda, lalu belok ke jalan kampung Sekejolang yang terus menaik. Sepanjang jalan tampak hutan, kebun sayur, vila, dan ketika tengok ke bawah tampak kota Bandung. Sejuk dan indah pemandangan yang terlihat. Meski judulnya come and run, tapi lebih santai, tak dikejar waktu. Kami dikasih waktu sampai 10.30 (4 jam dari start) untuk menyelesaikan rute sejauh 10 km ini. Hitungan saya, jalan santai 1 meter per detik pun hanya butuh waktu 2 jam 46 menit.
Setelah 2,5 km kami diberi minum Pocari Sweat dan air putih. Jalan lagi menanjak terus sampai 4,5 km lalu belok kiri masuk hutan kembali, di km 5 ada pos dimana peserta diberi minum dan buah semangka. setelah istirahat sejenak kami lanjut, melalui kampung kecil, lalu masuk hutan lagi. Jalan setapak yang kami lalui, cukup terjal dan sempit. Hanya cukup 1 orang. Hutan di sini cukup rapat, sampai akhirnya di km 7 kami tiba di jalan yang sudah ada track lari nya. Ketemu orang dari arah berlawanan yang juga sedang berjalan kaki.
Nah pas baru 500 meter jalan, istri jatuh, kesandung track yang berlubang, sempat dikira keseleo, namun ada mas mas yang tampak biasa olahraga mengecek dan bilang bukan keseleo, cuma ada benturan. Lumayan, kami berbarengan dengan mereka, sehingga setelah dibantu peregangan kami bisa lanjut jalan, meski dengan terpincang2. Pas km 8 ada pos lagi dan minta counterpain ke panitia. Disini kami minum sekaligus istirahat sekitar 15 menit, tampak pula beberapa puluh peserta melewati kami. lanjut terus, di km 9 kami sampai Gua Belanda. Beberapa peserta tampak foto2 selfie. Sebenarnya sepanjang jalan tadi juga lebih mirip acara jalan2 dan ber foto ria. Haha.
Akhirnya jam 8.59 kami sampai finish dan mendapat finisher medal, dikasih air minum distilasi Jatiluhur yang segar dan enak serta 2 pisang ambon. Jarak 10 km kami tempuh dalam 2 jam 29 menit. Cukup lambat, karena lebih sering jalan dan sempat jatuh, tapi ternyata di belakang kami masih ada puluhan peserta. Dan jam 9.30 semua peserta sudah masuk finish. Di grup WA, ada kabar teman yang sampai finish dalam waktu 59 menit saja. Wow. Yang juara saat event ini adalah peserta dari Afrika. Dalam event ini ada 6 peserta dari Afrika yang begitu mencolok karena fisik dan kulitnya (penampakan atlet).
Aneka kuis dan hiburan diadakan, sambil menunggu pengundian door prize. Kami sendiri menunggu sampai jam 10.30, karena sudah mulai panas dan bosan. Undian door prize juga tak kunjung dilakukan. Evaluasi saya : jadwal lari tidak sesuai dari jam 6 ke jam 6.30, time limit terlalu panjang (4 jam), medis kurang memadai. Namun terlepas dari itu, pemilihan tempat dan ide acara patut diacungi jempol. Kehadiran ibu gubernur juga memberikan kesan bahwa acara ini diakui. Dan puluhan sponsor yang berpartisipasi menandakan bahwa panitia bekerja keras. Dan salutnya, panitia, semua mahasiswa sendiri. Kecuali MC yang penyiar radio.
Komentar
Posting Komentar