Seandainya Bandung Punya MRT
Mengesalkan sekali bermacet-macet di Bandung kemarin sore, jarak 4,5 km yang biasanya 10 menit, kali ini hampir 3,5 jam. Gila bener. Kebayang berapa liter bensin yang terbuang, kampas rem yang terkikis, berapa mobil yang bersenggolan, berapa tambahan karbon dioksida yang mencemari udara kota Bandung. Meski sebagian dapat penghasilan dari sini (kebaikan), tapi lebih banyak pemborosan (keburukan) yang terjadi.
Kemacetan dimulai jam 3 sore di perempatan jalan Pasteur - Jalan Cipaganti (di bawah fly over), dimana mobil memenuhi perempatan meski sudah berganti2 lampu, yang tersisa space untuk satu mobil belok kanan ke arah Gedung Sate/ Jalan Dago. Karena menuju Cihampelas atas, belok saja ke Jalan Tamansari. Ketika di atas fly over/jalan layang kemacetan luar biasa dimulai. Jam 4.15 sore baru sampai jalan gelap nyawang dekat MBA ITB (1 km ditempuh dalam waktu 1 jam 15 menit alias kecepatan 1,33 meter/menit lebih cepat jalan kaki), karena belum sholat Ashar dan lapar, mampir ke masjid Salman untuk makan dan sholat. Menunggu sepi, jam 5 berangkat lagi, lagi2 macet, meski tak separah tadi, sambil lihat di google maps ada 2 opsi, lewat jalan Dago atau lewat Cipaganti, terlihat lebih cepat lewat jalan Dago. Rute sejauh 3,5km ini saya tempuh dalam waktu 1 jam 30 menit (kecepatan 4meter/menit). Jam 6.30 petang baru sampai.
Kadang dalam kondisi ini suka membayangkan betapa enaknya orang kerja atau orang yang berbisnis di kota modern yang MRT nya seperti Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Hongkong, Osaka, Tokyo. Kebetulan pernah ke kota ini. Meski capek dan lelah, namun mereka bisa tidur di kereta dengan nyaman dan tiba di rumah tepat waktu. Yang jelas lebih ramah lingkungan dan lebih manusiawi. Kapan Bandung punya MRT ? Apakah nunggu Jakarta dulu? Ah, Jakarta bukan referensi kota yang patut di contoh, harusnya referensinya adalah kota yang lebih indah dan teratur seperti yang saya sebut di atas. Apalagi walikota Bandung kan walikota kelas dunia dan diakui oleh dunia internasional.
Komentar
Posting Komentar